
Berbeda dengan bahasa negara-negara lain yang umumnya memiliki tata-bahasa yang kompleks, Bahasa Indonesia sering secara sembarangan disebut lebih sederhana. Saya tulis “secara sembarangan” karena klaim ini hanya diungkapkan sambil lalu tanpa didasari sebuah sigi yang memadai. Yang jelas, rujukan tentang aspek-aspek kebahasaan di negeri kita masih minim. Pelajaran tentang bahasa masih seperti hanya untuk fakultas sastra dan buku-buku pengajaran berbahasa minim di rak-rak toko buku kita. Tentu saja terlalu jauh jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris misalnya yang bahkan pengajaran berbahasanya sudah menjadi industri dengan omset besar. Bahasa Belanda yang hanya digunakan di kawasan Benelux yang mini pun, memiliki materi rujukan yang cukup banyak, dari tingkat pemula dengan beberapa variasi metode, sampai pembahasan untuk pemakaian yang lanjut.